sastra bagiku duniaku, dan ilmu adalah mata keduaku. Jika aku kehilangan salah satu dari itu aku tiada. tak pernah diperhitungkan sebagai manusia beradab.Tak pernah dianggap ada karena semangat, percaya diri itu adalah motivasi keduaku setelah keberadaan Tuhanku. dan sesudah nasehat motivator sejatiku

10.19.2010

Ikan Hantu dari Palung Sedalam 7 Km

Spesies baru snailfish, jenis ikan laut dalam yang bergerak lambat seperti siput, berhasil terekam dengan kamera bawah air. Tubuhnya yang berwarna putih seluruhnya, ikan tersebut bak hantu saat ditemukan sedang berenang di kegelapan samudra pada kedalaman 7 km di palung laut perairan Peru-Cile, Samudra Pasifik bagian tenggara.

Snailfish merupakan jenis vertebrata atau hewan bertulang belakang yang hidup di perairan paling dalam. Penemuan teranyar ini menguatkan bukti bahwa banyak hewan laut dalam yang tahan terhadap kondisi ekstrem seperti suhu rendah dan tekanan tinggi. Rekor snailfish yang paling dalam ditemukan adalah pada palung di perairan Jepang yang direkam pada tahun 2008 di kedalaman 7,7 km.Hidup begitu jauh di bawah air, spesies yang berukuran panjang 15 cm itu mampu menahan tekanan tinggi yang setara dengan 1.600 gajah yang berdiri di atas minicooper. "Pada level molekuler dan detail biokimianya, spesies tersebut sangat adaptif dengan lingkungannya yang bertekanan tinggi," ucap Priede, menerangkan kemampuan spesies tersebut untuk bertahan di kedalaman laut.

Ikan tersebut merupakan salah satu spesies baru yang ditemukan dalam ekspedisi hasil kerja sama antara Oceanlab Universitas Aberdeen Skotlandia, National Institute of Water and Atmospheric (NIWA) Selandia Baru, dan Universitas Tokyo Jepang baru-baru ini. Selama tiga minggu ekspedisi, tim peneliti berhasil menangkap 6.000 gambar di palung berkedalaman 4.500 hingga 8.000 meter. Selain menemukan spesies tersebut, para peneliti juga menemukan sejumlah besar amphipod, cusk eel (sejenis belut), dan crustacea (udang-udangan) pemakan bangkai
Read More : Ikan Hantu dari Palung Sedalam 7 Km

Hujan Meteor Malam Ini

Bila tidak mendung, langit malam ini akan berhias cahaya yang berasal dari hujan meteor Orionid. Pertunjukan alam tersebut akan tampak jelas menjelang Matahari terbit.
Adapun hujan meteor tahunan Orionid tercipta saat Bumi melintasi jalur yang dilalui Komet Halley. Di jalur itu terdapat serpihan-serpihan material komet yang berpijar dan tampak seperti hujan cahaya ketika masuk atmosfer Bumi. Sebagian material yang tersisa berukuran sebesar kacang, meski kebanyakan sebesar butir pasir.

Namun begitu, masyarakat yang tinggal di kota akan melihat sedikit saja meteor karena cahaya "bintang-bintang jatuh" itu kalah oleh cahaya lampu kota. Lokasi terbaik menyaksikan hujan meteor adalah di daerah yang tidak terpolusi cahaya dengan cuaca cerah.

Waktu terbaik untuk menyaksikannya antara pukul 01.00 dini hari hingga menjelang subuh. Saat itulah sisi Bumi tempat kita berpijak berada tepat pada jalur orbit sehingga material di langit akan "tertangkap" atmosfer kita. Walau demikian, beberapa meteor mungkin tampak menjelang tengah malam.
Hujan meteor Orionid yang menjadi latar depan gugus bintang Orion, termasuk yang paling indah menghias langit malam. "Sejak 2006, Orionid menjadi tontonan menakjubkan dengan 60 atau lebih meteor tiap jam," .
Read More : Hujan Meteor Malam Ini

Minggu Ini !!! Puncak Hujan Meteor Orionids

Hujan meteor Perseid akan mencapai puncaknya minggu ini. Dalam hujan meteor tersebut, sejumlah besar meteor yang bernama Orionids akan terlihat. Bila Orionids akan bergerak ke bagian utara bintang kemerahan paling bercahaya, Betelgeuse yang berada di gugus Orion, maka kita akan melihat bintang tersebut bergerak ke selatan.

Orionids sebenarnya sudah bisa dilihat sejak tanggal 2 Oktober 2010. Namun, pendarannya masih sangat redup. Meteor tersebut baru tampak jelas mulai tanggal 17 Oktober 2010. Puncak hujan meteor akan terjadi pada tanggal 21 Oktober 2010, hari Kamis mendatang. Pada saat itu, antara 20 dan 30 meteor akan bisa dilihat setiap jam.

Namun, untuk melihat sejumlah meteor itu, Anda perlu bersabar dan memiliki strategi. Siklus bulan yang saat ini sedang berjalan menuju purnama dikhawatirkan akan mengganggu pengamatan Orionids. Saat menuju purnama, bulan memantulkan cahaya matahari dalam intensitas yang besar sehingga cahaya meteor tampak redup. Hal itu akan mengurangi jumlah meteor yang bisa dilihat.

Untuk mengakali hambatan itu, para astronom mencari waktu yang tepat dengan menggunakan Skywatching Table atau kalender pengamatan aktivitas luar angkasa. Berdasarkan kalender tersebut, waktu yang paling tepat untuk melakukan pengamatan adalah beberapa hari sebelum purnama pada saat dini hari atau pada waktu yang disebut "jendela", jeda antara tenggelamnya bulan dan sebelum fajar menyingsing, saat langit sepenuhnya gelap.
"Jendela" terbaik jatuh pada tanggal 18, 19, dan 20 Oktober. Secara umum, langit gelap akan muncul selama sekitar 150 menit pada tanggal 18 Oktober dan berkurang menjadi 100 menit pada tanggal 19 Oktober, lalu 50 menit pada tanggal 20 Oktober. Jadi, pada tanggal 20 Oktober, waktu terbaik untuk observasi adalah setelah bulan tenggelam dan sebelum matahari terbit yang waktunya selisih 50 menit.
 
Kemungkinan, selusin Orionids akan bisa dilihat pada tanggal 20 Oktober pagi, satu hari sebelum puncak hujan meteor tersebut. Pada tanggal 21 Oktober pagi, menurut perkiraan, bulan belum akan tenggelam ketika fajar sudah menyingsing sehingga sulit untuk mengamati meteor.

Orionids yang bisa dilihat dalam hujan meteor tersebut sejatinya merupakan debu-debu angkasa sisa aktivitas komet Halley yang melintasi orbit Bumi 76 tahun sekali. Debu-debu tersebut mampu terlihat karena bergerak melintasi atmosfer bumi. Kecepatan Orionids diperkirakan mencapai 66 km/detik. Hanya meteor Leonids yang mampu mengalahkan kecepatan Orionids dan bisa dilihat pada bulan November.

Sebenarnya, ada dua macam meteor yang berasal dari sisa aktivitas Halley dan bisa diamati. Satu lagi adalah meteor yang tampak pada bulan Mei dan berasal dari gugus bintang Aquarius.Setelah puncak, aktivitas hujan meteor perlahan turun hingga 5 meteor per jam pada tanggal 26 Oktober. Orionids terakhir mungkin akan muncul hingga tanggal 7 November. Namun sangat disayangkan, bulan akan mengurangi kesempatan untuk melihat meteor ini. Walau demikian, bagaimanapun, Anda tetap harus melihat keturunan-keturunan dari Komet Halley ini, atau Anda harus menantikan kesempatan melihatnya tahun depan.
Read More : Minggu Ini !!! Puncak Hujan Meteor Orionids

  © Blogger templates The Transformers by Blog Tips And Trick 2009