sastra bagiku duniaku, dan ilmu adalah mata keduaku. Jika aku kehilangan salah satu dari itu aku tiada. tak pernah diperhitungkan sebagai manusia beradab.Tak pernah dianggap ada karena semangat, percaya diri itu adalah motivasi keduaku setelah keberadaan Tuhanku. dan sesudah nasehat motivator sejatiku

9.08.2010

Menakjubkan Padatnya Asteroid di Langit

Tak hanya Bumi yang makin dipadati miliaran manusia, tapi juga tata surya kita. Bedanya, langit makin dipadati asteroid.

Peta menarik penuh warna mendokumentasikan pertumbuhan asteroid selama 30 tahun -- mengilustrasilkan bagaimana kita sebaiknya makin waspada dengan asteroid yang terbang dekat dengan Bumi, sebagai hasil peningkatan kecanggihan teleskop.

Tak hanya gambar, sebuah video juga merekam penemuan asteroid baru lebih dari tiga dekade, juga grafik peta yang menunjukkan makin padatnya asteroid di tata surya kita.


Tahun berganti tahun, dengan makin canggihnya teleskop yang ada, juga eksperimen dan metode deteksi yang mutakhir, taburan debu putih itu menjadi cincin hijau padat -- yang menunjukkan bertambah padatnya sabuk asteroid karena makin banyaknya asteroid atau 'planet minor' yang ditemukan.

Yang mengkhawatirkan, titik-titik merah menunjukkan asteroid-asteroid yang terbang melayang di dalam orbit Bumi. Cuplikan video bahkan menunjukkan, beberapa di antaranya terlihat dalam jarak yang membahayakan Bumi.

Warna terakhir lingkaran asteroid dalam video tersebut mengindikasikan, betapa dekat asteroid-asteroid menuju tata surya.

Manley menciptakan peta ini dari tahun 1980-2010 yang menggambarkan setiap asteroid yang terlacak teleskop.

Tiga puluh tahun lalu, kita hanya tahu ada sekitar 8.954 asteroid di tata surya kita. Saat ini, kita telah menemukan berkali lipat, jumlahnya diperkirakan 530.091 asteroid yang menyatu menyerupai 'mata' berwarna hijau.

Manley, mantan mahasiswa riset di Armagh Observatory, Irlandia Utara mengatakan, citra yang dibuatnya menggunakan orbit asteroid yang diketahui untuk menunjukkan keberadaan asteroid dari hari ke hari.

"Sama seperti kita mencari tahu di mana letak Bumi, Mars, dan Venus, kita bisa melakukan hal yang sama untuk mencari tahu lokasi apapun yang mengorbit Matahari. "

Aku membuat peta ini tiap hari selama 30 tahun -- ada sekitar 11.000 gambar. Lalu aku menggabungkannya dalam bentuk video,

Asteroid yang ukurannya lebih kecil dari planet juga mengorbit Matahari.

Ukuran mereka, yang besar, berkisar dari puluhan meter sampai yang terbesar  yang telah diketahui 950 kilometer yakni Asteroid Ceres.

Ada juga asteroid kecil, dengan diameter 5-10 meter sering nyelonong masuk Bumi, namun kebanyakan meledak di atmosfer.

Sementara, asteroid yang lebih besar, sekitar 1 km menabrak Bumi sekitar 500.000 tahun sekali.

Tapi walaupun beberapa asteroid pada tampilan peta Manley jaraknya sangat dekat dan berbahaya dengan Bumi -- itu bukan berarti akan menubruk Bumi. Gambar itu nampak sangat dekat karena skalanya besar.

"Satu pixel di dalam layar bisa berjarak 1 juta kilometer. Bahkan, jika sebuah asteroid muncul tepat di atas Bumi, jaraknya bisa sampai sejuta kilometer. Itu bisa dua kali lipat jarak Bumi ke Bulan.
Read More : Menakjubkan Padatnya Asteroid di Langit

2018, Manusia 'Mendekat' ke Matahari

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akan melaksanakan misi ambisius, mengirimkan pesawat luar angkasa tanpa awak langsung menuju Matahari.

Proyek ini diharapkan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan penting seputar tata surya kita.

Pesawat seukuran mobil akan diterjunkan ke atmosfer Matahari dalam jarak 4 juta mil dari permukaan Sang Surya. Tugas berat disandang satelit  tersebut -- mengeksplorasi wilayah yang belum pernah dikunjungi pesawat luar angkasa buatan manusia.

Misi menuju Matahari ini diberi nama Solar Probe Plus dan dijadwalkan diluncurkan pada 2018.

NASA telah memilih lima investigator sains yang akan membuka misteri terbesar Matahari -- tepat saat pesawat itu melewati atmosfer Surya.
Proyek ini membuka ruang bagi kecerdasan manusia untuk pergi ke manapun di luar angkasa -- yang belum pernah dijelajahi pesawat manapun sebelumnya,.

"Untuk kali pertamanya, kita akan bisa menyentuh, merasakan, dan mencium Matahari."

Saat pesawat luar angkasa menyentuh Matahari, perisai karbon revolusioner pesawat harus bisa bertahan di temperatur panas yang dahsyat, sekitar 1.400 derajat Celcius. Juga mengatasi ledakan-ledakan radiasi yang intensif.

Lalu, pesawat tersebut akan 'berhadapan langsung' dengan Matahari -- memungkinkan para ilmuwan memahami dan mempelajari lingkungan radiasi untuk kepentingan misi eksplorasi selanjutnya.

"Percobaan yang dilakukan Solar Probe Plus secara spesifik didesain untuk menjawab dua pertanyaan soal fisika Matahari. Pertama, mengapa atmosfer terluar Matahari sangat panas dibandingkan permukaannya yang bisa kita lihat? Dan, apa yang mendorong aktivitas  Matahari berdampak pada Bumi dan tata surya?



Pada 2009 lalu, NASA mengundang sejumlah peneliti untuk mengajukan proposal. Dari 13 yang masuk, lima di antaranya akan mendapat dana sebesar US$180 juta yang ditujukan untuk analisa awal, desain, pengembangan, dan pengujian terkait proyek ini.

Investigasi Solar Wind Electrons Alphas dan Proton secara khusus akan menghitung partikel yang melimpah dalam di sekitar Matahari -- ada elektron, proton, dan ion helium -- dan mengukur sifat mereka.

Cangkir khusus juga disiapkan untuk menangkap beberapa partikel Matahari, untuk diuji secara langsung

Sementara, sebuah teleskop disiapkan untuk membuat citra 3D korona atau mahkota Matahari. Eksperimen ini akan melihat  lingkaran Matahari dan menyediakan gambar 3D awan dan aliran gelombang kejut yang dialami pesawat.

Eksperimen ini juga berfungsi sebagai detektor debu raksasa, mendata tanda tegangan ketika bintik debu luar angkasa menghantam antena pesawat.

Percobaan lain dari Southwest Research Institute di San Antonio akan melihat elemen-elemen di atmosfer matahari menggunakan spektrometer untuk menimbang dan memilah ion di sekitar pesawat
Read More : 2018, Manusia 'Mendekat' ke Matahari

Dua Asteroid Melintas Dekat Bumi

Dua asteroid berdiameter beberapa meter akan melintas dekat Bumi pada Rabu, 8 September 2010. Menurut Badan Antariksa AS (NASA), jarak dua asteroid itu sedekat Bulan.



Jika ingin melihatnya dengan teleskop amatir, dua asteroid tersebut harus diobservasi dalam jarak terdekat dengan Bumi.

Meski dua asteroid ini tak berpotensi menabrak Bumi, asteroid dengan diameter 10 meter tak dikenal-- bagian dari 50 juta asteroid di luar angkasa, hampir setiap hari melintas dekat Bumi, dengan jarak sedekat Bulan.

Rata-rata 10 tahun sekali, satu asteroid di antaranya masuk ke atmosfer Bumi.
Catalina Sky Survey di dekat Tucson, Arizona, menemukan kedua obyek pada Minggu 5 September 2010. Saat itu, teleskop ini sedang melakukan pemantauan rutin di langit.

Pusat penelitian planet minor atau The Minor Planet Center di Cambridge menerima laporan tersebut minggu pagi dan langsung menentukan orbit awal. Lantas disimpulkan, dua obyek itu akan melintas Bumi dalam jarak sedekat Bulan.

Dua asteroid yang melintas itu diidentifikasikan sebagai, pertama, asteroid 2010 RX30 dengan ukuran sekitar 10 sampai 20 meter, akan melintas 0,6 dari jarak Bulan ke Bumi atau sekitar 248 ribu kilometer pada pukul 02.51 pagi.

Sementara yang kedua, asteroid 2010 RF12 diperkirakan berukuran 6-14 meter akan melintas 0,2 jarak Bulan atau sekitar 79 ribu kilometer sekitar pukul 14.12. 

Sebelumnya, astronom Inggris, Scott Manley membuat peta hasil pengamatan asteroid selama 30 tahun.
Tiga puluh tahun lalu, kita hanya tahu ada sekitar 8.954 asteroid di tata surya kita. Saat ini, kita telah menemukan berkali lipat, jumlahnya diperkirakan 530.091 asteroid yang menyatu menyerupai 'mata' berwarna hijau.
Read More : Dua Asteroid Melintas Dekat Bumi

  © Blogger templates The Transformers by Blog Tips And Trick 2009