sastra bagiku duniaku, dan ilmu adalah mata keduaku. Jika aku kehilangan salah satu dari itu aku tiada. tak pernah diperhitungkan sebagai manusia beradab.Tak pernah dianggap ada karena semangat, percaya diri itu adalah motivasi keduaku setelah keberadaan Tuhanku. dan sesudah nasehat motivator sejatiku

8.02.2010

Dinosaurus Berwarna Cerah dan Ekornya Belang

Penemuan fosil dinosaurus sejak lama menyedot perhatian para ilmuwan dan menjadi obyek laboratorium hingga studio film. Sosok dinosaurus pun sering digambarkan segarang mungkin dengan warna-warna gelap. Padahal, warna tubuh dinosaurus sebenarnya mungkin tidak demikian.

Namun, jurnal Nature terbitan terbaru untuk pertama kalinya memublikasikan hasil penelitian yang berhasil mengungkap warna sebenarnya satu spesies dinosaurus. Hasilnya, dinosaurus itu bukan berwarna gelap, melainkan cerah antara coklat kemerahan dan kuning emas. Bahkan, artistik dengan warna ekornya yang belang-belang hitam.

Itulah warna sebenarnya Sinosauropteryx, jenis dinosaurus pemakan daging yang ukuran tubuhnya sebesar kalkun. Fosilnya ditemukan pada tahun 1996 di formasi Yixian, China, dari lapisan sedimen yang berusia 130-123 juta tahun. Penemuannya menarik perhatian karena di fosilnya terlihat bagian yang mirip bulu burung. Bentuk belang-belang juga sudah terlihat kasatmata di ekornya.

Hal tersebut sempat memicu perdebatan karena ada ilmuwan yang menduga bagian mirip bulu sebenarnya bekas kolagen dari ekornya. Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa di sepanjang ekornya ditemukan melanosome, struktur subseluler yang membawa pigmen.

Melanosome selama ini hanya ditemukan di bulu burung dan tidak di bagian kolagen. Bulu burung mengandung eumelanin yang menghasilkan pigmen warna hitam dan abu-abu serta phaomelanin yang menghasilkan warna coklat kemerahan hingga kuning. Keduanya ternyata juga ditemukan di fosil Sinosauropteryx.

"Kedua tipe melanosome yang ditemukan dalam penelitian terakhir menunjukkan bukti empiris pertama untuk merekonstruksi warna dan pola warna dinosaurus dan fosil burung di China," tulis Fucheng Zhang dan koleganya dari Institut Paleontologi Vertebrata dalam jurnal ilmiahnya.

Temuan itu sekaligus menguatkan pendapat bahwa struktur mirip rambut tersebut mungkin protofeather (bulu purba). Selain itu, hasil penelitian ini juga mendukung pendapat bahwa Sinosauropteryx mungkin satu jalur keturunan dengan burung saat ini.
Read More : Dinosaurus Berwarna Cerah dan Ekornya Belang

Jejak Kaki Dinosaurus Berusia 70 Juta Tahun

Beberapa ilmuwan yakin bahwa mereka telah menemukan jejak kaki dinosaurus yang berusia 70 juta tahun dan pertama kali ditemukan di Selandia Baru.

Jejak tersebut tersebar di enam tempat di sebelah barat-laut Nelson di South Island, dengan sebanyak 20 jejak pada satu tempat, demikian laporan Radio New Zealand, Sabtu.

Ahli sains sedimentologi GNS Greg Browne telah mempelajari jejak kaki itu selama bertahun-tahun dan percaya semua jejak tersebut dibuat sauropod, dinosaurus pemangsa tanaman dengan leher panjang dan ekor, panjang tubuh 6 meter dan berat beberapa ton.

Ia mengatakan jejak kaki tersebut ditemukan di pasir pantai. Jejak kaki itu diduga segera tertutup lumpur.

"Hanya kebetulan saja bahwa semua jejak tersebut ditemukan di sana, hampir selalu jejak itu rusak. Di lingkungan yang ada angin, gelombang dan ombaknya sebenarnya sangat tak mungkin ada jejak kaki yang terpelihara di pantai," kata Browne sebagaimana dikutip Radio New Zealand.

Jejak kaki itu juga memberi tanda pertama, bahwa dinosaurus pernah berkeliaran di daerah South Island.

Ahli paleontologi Selandia Baru Joan Wiffen menemukan bukti pertama bahwa dinosaurus pernah hidup di Selandia Baru setelah menemukan tulang fosil di Hawke Bay di North Island.

Namun, tak ada tulang yang pernah ditemukan di South Island. Pada 1975, wanita ilmuwan tersebut menemukan satu tulang fosil yang terbukti adalah bagian dari hewan bertulang belakang itu.
Hewan yang pertama dikenal sebagai dinosaurus Bumi dari Selandia Baru, atau theropod, hewan pemakan daging yang memiliki panjang 7 meter dan tinggi 2 meter dan berjalan dengan dua kaki.

Browne telah membuat cetakan silikon beberapa jejak kaki itu dan laporannya yang menggambarkan temuan tersebut direncanakan disiarkan di New Zealand Journal of Geology and Geophysics pekan ini.
Read More : Jejak Kaki Dinosaurus Berusia 70 Juta Tahun

Ribuan Jejak Dinosaurus Ditemukan di China

Lebih dari 3.000 jejak dinosaurus ditemukan di China.Jejak dinosaurus tersebut ditemukan di kawasan yang disebut-sebut sebagai tempat terkaya akan tulang belulang binatang purba yang telah menjadi fosil. Jejak yang ditemukan diperkirakan berusia lebih dari 100 juta tahun.Penemuan itu terjadi setelah dilakukan evakuasi selama tiga bulan di sebuah selokan di Zhucheng, sebelah timur Provinsi Shandong, demikian dituliskan kantor berita Xinhua. Jejak tersebut berukuran panjang 10 sentimeter-80 sentimeter dan berasal dari sekurangnya enam jenis dinosaurus yang berbeda, termasuk tyranosaurus.

Jejak-jejak tersebut menghadap ke arah yang sama. Ini mengindikasikan pergerakan migrasi yang menandai kepanikan dari dinosaurus pemakan tumbuhan ini yang diduga diserang kelompok hewan pemangsa (predator) dinosaurus.Para ahli arkeologi telah menemukan fosil dinosaurus pada 30 situs di Zhucheng, yang dikenal sebagai Kota Dinosaurus. Di kawasan ini ada dua galian utama sejak tahun 1964. Di kawasan tersebut akan dibangun Taman Fosil.
Read More : Ribuan Jejak Dinosaurus Ditemukan di China

Dua Dinosaurus Super Langka Ditemukan di Utah

Fosil dari spesies dinosaurus yang belum pernah diketahui sebelumnya, baru-baru ini ditemukan di lempeng-lempeng batuan di Utah, AS. Para ilmuwan yang menemukan fosil ini mengatakan bahwa bebatuan itu begitu kerasnya sehingga untuk melepaskan sebagian fosil itu terpaksa harus digunakan peledak.

Tulang-belulang dari Monumen Nasional Dinosaurus itu merupakan bekas dari sejenis sauropod, yaitu hewan berleher panjang dan pemakan tumbuhan yang dinyatakan sebagai hewan terbesar yang pernah ada di permukaan bumi. Di antara temuan ini juga terdapat dua tengkorak utuh dari jenis-jenis sauropod lainnya. Para ilmuwan menyatakan bahwa dua tengkorak itu adalah temuan yang super langka.

Menurut Dan Chure, paleontolog dari monumen yang terletak di antara Utah dan Colorado itu, semua fosil tersebut memberikan masukan lebih banyak tentang kehidupan dinosaurus 105 juta tahun yang lalu, dan juga tentang evolusi gigi sauropod yang bisa menunjukkan kebiasaan makan dan informasi lainnya.

Dari sekitar 120 spesies sauropod, hanya delapan spesies yang pernah ditemukan tengkorak utuhnya. Ini dikarenakan tengkorak spesies dinosaurus ini terbuat dari tulang yang tipis dan rapuh, terbungkus oleh lapisan jaringan lunak yang mudah luruh setelah dinosaurus itu mati.

"Ini benar-benar proyek nomor satu yang pernah saya kerjakan," tutur Brooks Britt, paleontolog dari Universitas Brigham Young yang ikut dalam penelitian fosil oleh tim peneliti Universitas Michigan.

Spesies baru ini disebut Abydosaurus mcintoshi. Para peneliti mengatakan bahwa spesies ini anggota dari keluarga brachiosaurus, yaitu dinosaurus besar berkaki empat yang juga mengatasi jenis sauropod. Penemuan ini telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah Naturwissenschaften berikut juga pembahasannya oleh ilmuwan sejawat.

Tulang-tulang itu berasal dari daerah penggalian yang dilabeli DNM 16. Sebenarnya tulang-tulang itu telah diketahui keberadaannya sejak 1977, tapi penggalian penuhnya baru dimulai di penghujung tahun 1990-an. Kedua tengkorak itu ditemukan di tahun 2005. Para ilmuwan, walaupun sangat tergoda, sempat terhadang masalah bebatuan keras yang memerangkap tulang-belulang itu. Para pekerja tak bisa memecahkan bebatuan itu walau sudah memakai godam dan gergaji beton.

Tahun lalu, tim ahli peledak dari Taman Nasional Rocky Mountain menghabiskan tiga hari di penggalian itu. Mereka memakai peledak skala kecil untuk melemahkan bebatuan itu tanpa merusak tulang-belulangnya. Dengan begitu para ilmuwan bisa mengeluarkan fosil itu, di antaranya ada tulang kaki, belikat, dan bagian lainnya.

Para paleontolog yakin bahwa di situs itu setidaknya ada empat dinosaurus. Menurut Britt kesemuanya diduga merupakan dinosaurus pada usia muda dan kemungkinan 7,6 m panjangnya. "Kita tak tahu mereka bisa tumbuh jadi sebesar apa," ujar Britt.

Kedua tengkorak itu, satunya utuh dan lainnya lagi sudah pecah tapi komplit, bisa memberikan petunjuk baru tentang cara makan sauropod. "Mereka tak mengunyah. Mereka hanya mencaplok lalu langsung telan," tutur Britts.

Sauropod jenis terdahulu memiliki gigi-gigian yang lebar. Versi turunannya memiliki gigi-gigian yang kecil, seperti pensil. Gigi abydosaurus ada di antara dua tipe ini, jadi ciri-ciri ini bisa membantu ilmuwan menentukan evolusi cara dan pola makan mereka.

Jim Kirkland, paleontolog dari negara bagian Utah, walau tak terlibat dalam penemuan itu berkomentar bahwa temuan ini bisa memberikan pandangan yang paling lengkap tentang beberapa jenis sauropod tertentu yang sempat hidup di Amerika Utara dari periode Lower Cretaceous, yaitu kira-kira 99-145 juta tahun yang lalu.Fosil itu sementara ini dipajang di Musium Paleontologi Universitas Brigham Young.
Read More : Dua Dinosaurus Super Langka Ditemukan di Utah

Inilah Warna Burung Berusia 155 Juta Tahun Itu

Untuk pertama kalinya, para ilmuwan berhasil memecahkan misteri warna tubuh binatang purba yang sudah menjadi fosil.

Para ilmuwan yang berasal dari Museum Sejarah Arkeologi Beijing ini berhasil memecahkan secara lengkap kode misteri warna tubuh burung purba yang dikenal dengan Archiornis huxleyi.

Archiornis huxleyi
yang hidup kira-kira 155 juta tahun lalu ini termasuk jenis dinosaurus purba, hewan sejenis burung buas dan berkaki kecil.



Untuk memecahkan misteri warna burung purba ini, para ilmuwan Beijing bekerja sama dengan ilmuwan ahli dinosaurus, ilmuwan ahli burung modern, dan ilmuwan ahli burung kuno yang berasal dari Peking University, Yale University, University of Texas, dan University of Akron.
Read More : Inilah Warna Burung Berusia 155 Juta Tahun Itu
Sikap ahli Matematika Rusia, Dr Grigory Perelman , ini pantas diacungi jempol. Menganggap dirinya bukanlah orang yang pantas, ahli Matematika yang disebut orang tercerdas sedunia ini menolak pemberian hadiah senilai satu juta dollar AS atau sekitar Rp 10 miliar.

Penghargaan itu rencananya akan diberikan oleh Clay Mathematics Institute, sebuah lembaga asal Amerika Serikat kepada pria yang tinggal di flat sederhana di St Petersburg, bulan Maret lalu. Sebab, Perelman mampu memecahkan Konjektur Poincare, yang sudah satu abad memusingkan matematikawan. Solusi itu dia posting lewat internet.


Atas penghargaan dari lembaga yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, itu, Perelman menyatakan menolak hadiah. Alasannya, seperti dikutip oleh Interfax, ia menilai kontribusinya dalam membuktikan dugaan Poincare tidak lebih hebat daripada ahli Matematika Amerika Serikat, Richard Hamilton, yang pertama kali mengusulkan program untuk solusi tersebut.

Konjektur Poincare berkaitan dengan bentuk-bentuk yang ada di empat dimensi atau lebih.

"Aku sudah memiliki semua yang kuinginkan," kata Perelman tak lama setelah penghargaan itu diumumkan, Maret lalu.

Juga pernah menolak

Empat tahun lalu, jenius Matematika itu juga tak muncul untuk menerima penghargaan bergengsi Fields Medal dari Uni Matematika Internasional karena memecahkan Konjektur Poincare.

Pada waktu itu ia mengatakan, "Aku tidak tertarik pada uang atau ketenaran. Aku tidak ingin dipamerkan seperti hewan di kebun binatang."

"Aku bukan pahlawan Matematika. Aku juga tidak terlalu berhasil. Itu sebabnya aku tidak ingin semua orang menatapku," katanya ketika itu.

Pada tahun 2002, Perelman, saat itu peneliti di Institut Matematika Steklov di St Petersburg, mulai mem-posting karya ilmiahnya untuk memecahkan konjektur Poincare, salah satu dari tujuh teka-teki Matematika yang masing-masing pemecahannya berhadiah 1 juta dollar AS dari Institut Clay. Berbagai tes yang ketat membuktikan bahwa dia benar.

Teka-teki topologi ini pada dasarnya menyatakan bahwa setiap ruang tiga dimensi tanpa lubang di dalamnya adalah setara dengan sebuah wilayah yang membentang.

Teka-teki itu sudah lebih dari 100 tahun ketika Perelman memecahkannya, dan dapat membantu menentukan bentuk alam semesta.

Setelah tahun 2003 Perelman berhenti dari Institut Steklov. Teman-temannya mengatakan bahwa dia sama sekali mengundurkan diri dari Matematika karena subyek itu terlalu menyakitkan untuk dibicarakan.
Read More :

  © Blogger templates The Transformers by Blog Tips And Trick 2009