sastra bagiku duniaku, dan ilmu adalah mata keduaku. Jika aku kehilangan salah satu dari itu aku tiada. tak pernah diperhitungkan sebagai manusia beradab.Tak pernah dianggap ada karena semangat, percaya diri itu adalah motivasi keduaku setelah keberadaan Tuhanku. dan sesudah nasehat motivator sejatiku

5.08.2010

Benua Antartika Dipastikan Menghangat

Benua Antartika di Kutub Selatan bertambah hangat selama setengah abad terakhir seperti halnya belahan lain dunia. Hasil satu studi baru yang disiarkan di dalam jurnal Nature, edisi teranyar mematahkan pendapat yang sempat menyatakan bahwa kawasan tersebut malah mendingin.Kajian yang dilakukan para ilmuwan AS itu dilakukan dengan mengombinasikan catatan cuaca dan satelit di wilayah Kutub Selatan yang berisi 90 persen es dunia. Hasilnya menunjukkan bahwa temperatur beku telah naik sebesar 0,5 derajat Celsius (0,8 Fahrenheit) sejak 1950-an.
Para ilmuwan tersebut menyimpulkan bahwa wilayah timur Kutub Selatan, yang lebih besar dan lebih dingin dibandingkan dengan bagian baratnya, bertambah hangat 0,1 derajat Celsius per dasawarsa. Sementara temperatur di bagian barat naik 0,17 derajat Celsius per dasawarsa, lebih cepat daripada kenaikan rata-rata global.


"Apa yang anda dengar sepanjang waktu ialah Antartika akan menjadi dingin tapi bukan itu yang terjadi," kata pemimpin studi itu Eric Steig dari University of Washington. Penelitian sebelumnya memang menunjukkan bahwa temperatur di sebagian besar benua di dasar bumi tersebut tetap sama atau sedikit lebih dingin.
Selama bertahun-tahun, Kutub Selatan menjadi satu-satunya tempat yang terlihat aneh seolah kebal dari perubahah iklim. Bertambah dinginnya temperatur di beberapa bagian Antartika menjadi senjata bagi sebagian peneliti untuk memberikan argumen bahwa perubahan cuaca dibesar-besarkan.
Namun, hasil penelitian terbaru mamatahkan anggapan tersebut apalagi dilakukan secara menyeluruh di seluruh bagian Antartika. Para ilmuwan yang tetap yakin Antartika dipengaruhi pemanasan global memperkirakan pendinginan tersebut hanya bersifat lokal karena dipengaruhi angin dingin yang bertiup ke kawasan kutub.
Read More : Benua Antartika Dipastikan Menghangat

@da udang hidup di Kedalaman 180 Meter EZ antartika

Penemuan ini menantang anggapan umum tentang kemampuan bertahan dari organisme kompleks, yakni organisme yang lebih dari sekadar bakteri atau berbentuk sel tunggal saja.

Para ilmuwan menemukan fauna dari keluarga udang-udangan dan juga ubur-ubur yang bertahan hidup di bawah lapisan tebal es di Antartika, yang mana tadinya disangka tak mungkin ada binatang yang bisa bertahan di tempat seperti itu.

Di bawah lapisan es setebal 600 kaki, atau kira-kira 180 meter, dan tanpa sinar matahari, tadinya para ilmuwan berasumsi hanya mikroba yang bisa bertahan hidup.
Betapa terkejutnya tim NASA ketika mereka menurunkan kamera untuk menelusuri perairan di bawah lapisan es Antartika. Seekor hewan seperti udang berenang mendekat lalu hinggap di kabel kamera. Para ilmuwan juga menemukan bekas tentakel yang diduga berasal dari sejenis ubur-ubur.

"Tadinya kami berasumsi tak ada (hewan) apa pun di bawah sana," kata ilmuwan NASA Robert Bindschadler, yang mempresentasikan temuan ini berikut rekaman videonya, Rabu (17/3/2010) di pertemuan Persatuan Geofisika Amerika.

Binatang itu panjangnya 3 inchi dan sempat disorot selama dua menit. "Persis udang yang biasa kita makan," kelakar Bindschadler. Tepatnya hewan ini adalah Lyssianasid amphipod, bukan udang, tapi ada hubungannya dengan keluarga udang-udangan.

Mengapa penemuan seekor udang ini penting? Karena ini menantang pemikiran kita tentang syarat minimum bagi organisme untuk bertahan hidup. Kalau ada udang bisa bermain-main di bawah lapisan es 180 meter, bagaimana di bulan Jupiter, Europa, yang tertutup es?

Pakar mikrobiologi Cynan Ellis-Evans dari badan survei Antartika UK juga ikut tercengang oleh penemuan ini. "Ini penemuan (hewan) pertama pada lingkungan di bawah lapisan es yang merupakan organisme kompleks."Dia juga memaparkan bahwa sebelumnya pernah ditemukan hal serupa di daerah lapisan es yang mulai mencair, tapi belum pernah ada penemuan yang tepat di bawah lapisan es. Tapi dia juga menyatakan bahwa mungkin saja hewan itu telah berenang sangat jauh dan tersesat di sana, jadi daerah itu bukanlah habitat tetapnya.

Tapi Kim, salah seorang ilmuwan yang terlibat dalam penemuan itu meragukan dugaan 'hewan tersasar' itu. Lokasi penemuan itu lebih dari 19 km jauhnya dari lautan terbuka.
Bindschadler dan timnya hanya mengebor lubang berdiameter kira-kira 20 cm dan hanya mengamati perairan yang sangat kecil. Artinya, kemungkinannya sangat kecil bahwa ada dua organisme yang berenang sejauh itu lalu terperangkap di perairan sempit itu.

Memang para ilmuwan masih bingung apa sumber makanan hewan tersebut. Menurut Kim, kalau mikroba bisa memproduksi makanan sendiri dari bahan kimia di lautan, tapi hewan kompleks seperti amphipod itu tidak bisa.

Jadi, bagaimana cara hewan itu bertahan hidup?
Read More : @da udang hidup di Kedalaman 180 Meter EZ antartika

Pertunjukan Manusia Melayang Dijelaskan Secara Fisika

Ratusan siswa dari Asia, sebagian besar asal Indonesia, yang mengikuti Asian Science Camp di Sanur, Bali, Rabu (6/8) dihadapkan pada tantangan memecahkan fenomena mistis secara logis melalui ilmu fisika. Fenomena mistis tersebut seperti kemampuan manusia melawan gravitasi dengan melayang di udara tanpa media apapun, yang ternyata bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan.

Mereka disuguhkan peragaan langsung rahasia ilmu fisika melalui enam orang bermeditasi dan keenamnya kemudian bisa lompat melayang di udara walau hanya beberapa detik. Walau menghasilkan kekaguman dan hampir tidak masuk akal, ternyata semua ada penjelasan teori dan logikanya menggunakan ilmu fisika.

"Keadaan seseorang dapat melayang di udara karena mengalami yang disebut transcendental meditation (TM). Dalam tubuh mereka telah terjadi kinerja otak yang koheren, sehingga dapat melayang," ujar ahli TM Regianto. Ahli TM lainnya, I Wayan Sutrisna, menjelaskan bahwa fenomena tersebut sangat masuk akal dan dapat dijelaskan melalui teori fisika "Meissner Effect" atau teori tentang ketahanan dengan koherensi.

Dalam teori "Meisnner Effect", terbukti elektron yang disorder atau tidak beraturan dapat dengan mudah ditembus medan magnet. Sedangkan elektron yang koheren, tidak dapat ditembus medan magnet.

"Inilah mengapa pikiran yang koheren dapat menangkal energi negatif dan tubuh kita bisa melayang di udara atau Yogic Flying," katanya.

Dijelaskan, dengan TM seseorang akan memancarkan energi positif, yang secara tidak langsung merangsang zat seretonin dalam tubuh yang membantu menjadi bahagia. Dalam TM Sidi, melayangkan tubuh bukanlah tujuan utama, tetapi yang dikehendaki adalah keselarasan dalam berpikir dan kesehatan tubuh."Bahkan dampak positif tersebut tidak hanya dapat dirasakan orang yang bermeditasi tetapi juga oleh lingkungan sekitarnya," tambah Sutrisna pada ASC kedua yang berlangsung 6-9 Agustus 2008.

Read More : Pertunjukan Manusia Melayang Dijelaskan Secara Fisika

  © Blogger templates The Transformers by Blog Tips And Trick 2009