sastra bagiku duniaku, dan ilmu adalah mata keduaku. Jika aku kehilangan salah satu dari itu aku tiada. tak pernah diperhitungkan sebagai manusia beradab.Tak pernah dianggap ada karena semangat, percaya diri itu adalah motivasi keduaku setelah keberadaan Tuhanku. dan sesudah nasehat motivator sejatiku

5.16.2010

2012, Masa Paling Sakral dan Berbahaya?

Heboh ramalan tahun 2012 sudah berlangsung lama, tetapi baru meluas sekitar 10 tahun terakhir. Penelitian tentang hal itu dilakukan banyak ahli dari berbagai bidang ilmu dan puluhan buku sudah diterbitkan.
Observasi astronomi sangat akurat selama berabad-abad para astronom genius Maya memberi pertanda, tanggal 21/12/2012 akan menjadi kelahiran zaman baru. Masa itu paling sakral sekaligus paling berbahaya dalam sejarah Bumi.
Menurut Laurence E Joseph dalam Apocalypse 2012, tanggal 21/12/2012 merupakan titik balik musim dingin tahunan ketika belahan Utara Bumi berada di titik terjauh dari Matahari sehingga siang sangat pendek.
Pada tanggal itu, tata surya dengan Matahari sebagai pusatnya, seperti diyakini bangsa Maya, akan menutupi pemandangan pusat Bimasakti dari Bumi. Para astronom Maya Kuno menganggap titik pusat ini sebagai rahim Bimasakti. Keyakinan itu didukung banyak pembuktian para astronom kontemporer bahwa di situlah tempat terciptanya bintang-bintang galaksi.
Saat ini, sejumlah lembaga penelitian ilmiah mengenai atmosfer, ruang angkasa, dan teknologi di Barat menduga ada lubang hitam tepat di pusat itu yang menyedot massa, energi, dan waktu, yang menjadi bahan baku penciptaan bintang masa depan.
Untuk pertama kalinya dalam 26.000 tahun, energi yang mengalir ke Bumi dari titik pusat Bimasakti akan sangat terganggu pada 21/12/2012, tepatnya pukul 11.11 malam. Semua itu disebabkan guncangan kecil pada rotasi Bumi.
Bangsa Maya yakin, sesingkat apa pun terputusnya pancaran dari pusat galaksi akan merusak keseimbangan mekanisme vital Bumi dan tubuh semua makhluk, termasuk manusia.
Memaknai ramalan
Ada yang menginterpretasikan 21/12/2012 sebagai ”kiamat”, tetapi banyak pula yang memaknainya secara kontemplatif.
Pakar psikologi transpersonal dari AS, Dr Beth Hedva, yang ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu, mengibaratkan Ibu Bumi sudah sangat dekat waktunya melahirkan. Proses kelahiran tak hanya diiringi darah dan penderitaan, tetapi juga harapan dan janji.
”Selalu terjadi kontraksi,” ujar Beth Hedva. Wujudnya perang, kekejian, dan bencana akibat penghancuran lingkungan dan perusakan atmosfer Bumi—dampak kebencian dan keserakahan manusia—serta bencana yang disebabkan faktor manusia dan nonmanusia.
Dalam antologi The Mystery 2012: Predictions, Prophecies & Possibilities (2007), ahli sistem komputer untuk ruang angkasa yang menjembatani ilmu pengetahuan dan spiritualitas, Gregg Braden, menyatakan, yang terpenting bukan apa yang akan terjadi, tetapi bagaimana potensi kolektif muncul dari pemahaman holistik dan kesadaran tentang siapa diri kita di tengah Semesta Raya.
Ahli fisika biologi dan ahli kanker pada Organisasi Kesehatan Dunia, Carl Johan Calleman, peneliti Kalender Maya, mengingatkan pada transformasi kesadaran manusia.

”Kalau kita tidak berjaga, planet Bumi akan hancur secara alamiah karena sekarang sudah jauh dari seimbang,” ia menambahkan. ”Pikiran manusia secara massal dikontrol dan dimanipulasi pemerintah dan institusi-institusi yang menjadi faktor kunci kehidupan modern.”
 baru sangat tergantung pada kemampuan memahami kesalingterkaitan dan menghargai Ibu Bumi. ”Alam dan semua makhluk hidup di Bumi adalah bagian diri kita yang harus diperlakukan penuh martabat, penghargaan, dan cinta
Jadi, pilihan ada di tangan manusia: membiarkan planet Bumi hancur atau melanjutkan evolusinya. Mari kita renungkan….
Read More : 2012, Masa Paling Sakral dan Berbahaya?

Kalender Kuno Maya Ramalkan Kejadian Besar 2012

Kalender suci bangsa Maya atau Tzolkin adalah pintu memasuki pemikiran suatu peradaban sangat maju di dunia Barat sebelum kedatangan bangsa-bangsa Eropa. Para ahli meyakini, astronomi Maya Kuno adalah pencapaian intelektual yang menakjubkan, setara dengan geometri Mesir Kuno dan filosofi Yunani.
Banyak orang percaya, kalender berusia 2.000 tahun itu lebih akurat dibandingkan kalender Gregorian yang digunakan sejak tahun 1582.
Bangsa Maya Kuno hidup pada awal milenium pertama sesudah Masehi di wilayah Mesoamerika, yang membentang dari Meksiko Utara ke Honduras, di utara Semenanjung Yucatan. Penduduknya berjumlah 5 juta sampai 14 juta orang, bermukim di kota-kota yang kini dikenal sebagai Meksiko Selatan, Guatemala, dan Belize.
Dalam The Mayan Calendar and the Transformation of Consciousness (2004), Carl Johan Calleman PhD menulis, selain kebudayaan yang tinggi di bidang seni dan arsitektur yang ditemukan di kawasan-kawasan piramida, seperti Palenque, Tikal, Copán, dan Chitchén Itzá, bangsa Maya Kuno sangat dikenal kemampuannya dalam ilmu astronomi dan matematika. Bangsa inilah yang pertama menggunakan angka nol (0).
Bangsa Maya Kuno terobsesi pada waktu. Menurut Lawrence E Joseph dalam Apocalypse 2012 (2007), mereka menciptakan sedikitnya 20 kalender, disesuaikan dengan berbagai siklus, mulai dari kehamilan hingga panen, bulan hingga Venus. Penghitungan orbitnya sangat akurat dengan selisih hanya satu hari setiap 1.000 tahun.
Reruntuhan kota-kota mereka, menurut Jared Diamond dalam Collapse: How Societies Choose to Fail or Survive (2005), baru ditemukan tahun 1839 oleh ahli hukum dari Amerika Serikat, John Stephens, bersama juru gambar asal Inggris, Frederick Catherwood. Eksplorasi itu menemukan 44 kota dan tempat.
Terobsesi siklus
Yang terpenting bagi masyarakat Maya Kuno adalah etos kosmis. Kedamaian berarti sikap harmoni dengan gerakan abadi alam semesta. Akibat terpaku pada siklus, mereka tidak menyadari perubahan di sekitar mereka.
Hal ini mungkin menjelaskan keambrukan bangsa itu. Meski ada yang meyakini mereka moksa, Jared Diamond secara metodologis menjelaskan, penyebabnya adalah hancurnya daya dukung lingkungan karena bertani dan membabat hutan secara berlebihan, serta pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi.
Pandangan itu dikonfirmasi penelitian Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang menemukan serbuk sari terperangkap dalam sedimen berusia 1.200 tahun—menjelang keruntuhan peradaban Maya—di sekitar wilayah Tikal. Itu pertanda deforestasi masif; pepohonan lenyap, tinggal rumput.
Penyebab lain adalah perang terus-menerus memperebutkan kekuasaan dan sumber daya alam. Kurang dari satu abad, jumlah penduduk berkurang 80-90 persen. Menurut Diamond, perhatian para pemimpin saat itu tampaknya berpusat pada masalah jangka pendek. Mereka serakah, gila kuasa, dan menindas.
Namun, keruntuhan dramatis itu tidak menihilkan kearifan bangsa Maya Kuno, khususnya tentang ramalan bencana yang belum tertandingi. Penyerbuan Spanyol atas perintah Roma tahun 1519 sudah diramalkan dengan bantuan bintang-bintang di angkasa.
Ramalan itu menyelamatkan teks-teks kuno—yang masih disimpan para tetua di pedalaman—di antara ribuan teks yang dibakar penjajah dan empat buku tentang Kalender Maya yang kemudian ditemukan di Eropa.
Sekarang Kalender Maya meramalkan kejadian di dunia pada 21/12/2012!
Read More : Kalender Kuno Maya Ramalkan Kejadian Besar 2012

Peradaban Kuno Ditemukan, Kanal Air Mutakhir Suku Maya

Tim peneliti dari Amerika Serikat baru saja menemukan kanal atau saluran air karya suku Maya di Kota Palenque, Meksiko, yang merupakan contoh pertama rekayasa tekanan air di dunia.


Tim peneliti dari Universitas Pennsylvania itu seorang arkeolog dan ahli hidrologi. Mereka menemukan bukti bagaimana suku Maya menggunakan saluran air yang diatur dengan tekanan, tetapi masih belum diketahui proses detailnya.

"Sistem tekanan air sebelumnya diperkirakan diperkenalkan oleh bangsa Spanyol ketika kedatangannya," ujar peneliti dalam Journal of Archaeological Science edisi terbaru. Tetapi kini ada bukti baru yang lebih tua.
Berdasarkan data arkeologis, kondisi iklim musiman, bentuk geomorfologi, dan teori hidrolik jelas menunjukkan bahwa suku Maya di Palenque Chiapas telah menerapkan pengetahuan empiris dari saluran air bertekanan tertutup sebelum hadirnya bangsa Eropa.

Teknologi tersebut pertama kali teridentifikasi pada 1999 saat survei pemetaan. Sementara saluran air yang mengalir di bawah kawasan kota belum diketahui. Kemudian pada tahun 2006, seorang arkeolog kembali ke Palenque bersama ahli hidrologi untuk memeriksa fitur air yang tidak biasa.

Area Palenque pertama kali dihuni pada tahun 100 Masehi, tetapi tumbuh lebih besar ketika periode klasik Maya berlangsung, yakni tahun 250 hingga 600 Masehi. Kota tersebut ditinggalkan sekitar tahun 800 Masehi.

"Di bawah kondisi alamiah rasanya sulit membayangkan suku Maya membuat contoh tekanan air yang teratur di dunia mereka,” ujar Christopher Duffy, profesor rekayasa teknik sipil dan lingkungan.

Saluran air bawah tanah sebagai akuaduk bukan hal yang umum di Palenque karena suku Maya membangun kota dalam area kecil di atas tebing besar yang panjang. Untuk membuat lahan yang tersedia layak dihuni, suku Maya di Palenque membuat rute saluran di bawah kota melalui akuaduk.

"Mereka menciptakan ruangan kota," ujar Kirk French, dosen antropologi. "Ada saluran di dalam area setiap 300 kaki atau menyeberangi tebing. Sangat sedikit tanah yang bisa dibangun."

Saluran tersebut juga berguna pada musim hujan sehingga bahaya banjir bisa diantisipasi setidaknya sebagian dialirkan dan dikontrol. Saluran yang diteliti oleh para ahli bernama akuaduk Piedras Bolas yang berlokasi di atas permukaan tanah yang terjal dengan ketinggian 20 kaki.
Read More : Peradaban Kuno Ditemukan, Kanal Air Mutakhir Suku Maya

5.08.2010

Benua Antartika Dipastikan Menghangat

Benua Antartika di Kutub Selatan bertambah hangat selama setengah abad terakhir seperti halnya belahan lain dunia. Hasil satu studi baru yang disiarkan di dalam jurnal Nature, edisi teranyar mematahkan pendapat yang sempat menyatakan bahwa kawasan tersebut malah mendingin.Kajian yang dilakukan para ilmuwan AS itu dilakukan dengan mengombinasikan catatan cuaca dan satelit di wilayah Kutub Selatan yang berisi 90 persen es dunia. Hasilnya menunjukkan bahwa temperatur beku telah naik sebesar 0,5 derajat Celsius (0,8 Fahrenheit) sejak 1950-an.
Para ilmuwan tersebut menyimpulkan bahwa wilayah timur Kutub Selatan, yang lebih besar dan lebih dingin dibandingkan dengan bagian baratnya, bertambah hangat 0,1 derajat Celsius per dasawarsa. Sementara temperatur di bagian barat naik 0,17 derajat Celsius per dasawarsa, lebih cepat daripada kenaikan rata-rata global.


"Apa yang anda dengar sepanjang waktu ialah Antartika akan menjadi dingin tapi bukan itu yang terjadi," kata pemimpin studi itu Eric Steig dari University of Washington. Penelitian sebelumnya memang menunjukkan bahwa temperatur di sebagian besar benua di dasar bumi tersebut tetap sama atau sedikit lebih dingin.
Selama bertahun-tahun, Kutub Selatan menjadi satu-satunya tempat yang terlihat aneh seolah kebal dari perubahah iklim. Bertambah dinginnya temperatur di beberapa bagian Antartika menjadi senjata bagi sebagian peneliti untuk memberikan argumen bahwa perubahan cuaca dibesar-besarkan.
Namun, hasil penelitian terbaru mamatahkan anggapan tersebut apalagi dilakukan secara menyeluruh di seluruh bagian Antartika. Para ilmuwan yang tetap yakin Antartika dipengaruhi pemanasan global memperkirakan pendinginan tersebut hanya bersifat lokal karena dipengaruhi angin dingin yang bertiup ke kawasan kutub.
Read More : Benua Antartika Dipastikan Menghangat

@da udang hidup di Kedalaman 180 Meter EZ antartika

Penemuan ini menantang anggapan umum tentang kemampuan bertahan dari organisme kompleks, yakni organisme yang lebih dari sekadar bakteri atau berbentuk sel tunggal saja.

Para ilmuwan menemukan fauna dari keluarga udang-udangan dan juga ubur-ubur yang bertahan hidup di bawah lapisan tebal es di Antartika, yang mana tadinya disangka tak mungkin ada binatang yang bisa bertahan di tempat seperti itu.

Di bawah lapisan es setebal 600 kaki, atau kira-kira 180 meter, dan tanpa sinar matahari, tadinya para ilmuwan berasumsi hanya mikroba yang bisa bertahan hidup.
Betapa terkejutnya tim NASA ketika mereka menurunkan kamera untuk menelusuri perairan di bawah lapisan es Antartika. Seekor hewan seperti udang berenang mendekat lalu hinggap di kabel kamera. Para ilmuwan juga menemukan bekas tentakel yang diduga berasal dari sejenis ubur-ubur.

"Tadinya kami berasumsi tak ada (hewan) apa pun di bawah sana," kata ilmuwan NASA Robert Bindschadler, yang mempresentasikan temuan ini berikut rekaman videonya, Rabu (17/3/2010) di pertemuan Persatuan Geofisika Amerika.

Binatang itu panjangnya 3 inchi dan sempat disorot selama dua menit. "Persis udang yang biasa kita makan," kelakar Bindschadler. Tepatnya hewan ini adalah Lyssianasid amphipod, bukan udang, tapi ada hubungannya dengan keluarga udang-udangan.

Mengapa penemuan seekor udang ini penting? Karena ini menantang pemikiran kita tentang syarat minimum bagi organisme untuk bertahan hidup. Kalau ada udang bisa bermain-main di bawah lapisan es 180 meter, bagaimana di bulan Jupiter, Europa, yang tertutup es?

Pakar mikrobiologi Cynan Ellis-Evans dari badan survei Antartika UK juga ikut tercengang oleh penemuan ini. "Ini penemuan (hewan) pertama pada lingkungan di bawah lapisan es yang merupakan organisme kompleks."Dia juga memaparkan bahwa sebelumnya pernah ditemukan hal serupa di daerah lapisan es yang mulai mencair, tapi belum pernah ada penemuan yang tepat di bawah lapisan es. Tapi dia juga menyatakan bahwa mungkin saja hewan itu telah berenang sangat jauh dan tersesat di sana, jadi daerah itu bukanlah habitat tetapnya.

Tapi Kim, salah seorang ilmuwan yang terlibat dalam penemuan itu meragukan dugaan 'hewan tersasar' itu. Lokasi penemuan itu lebih dari 19 km jauhnya dari lautan terbuka.
Bindschadler dan timnya hanya mengebor lubang berdiameter kira-kira 20 cm dan hanya mengamati perairan yang sangat kecil. Artinya, kemungkinannya sangat kecil bahwa ada dua organisme yang berenang sejauh itu lalu terperangkap di perairan sempit itu.

Memang para ilmuwan masih bingung apa sumber makanan hewan tersebut. Menurut Kim, kalau mikroba bisa memproduksi makanan sendiri dari bahan kimia di lautan, tapi hewan kompleks seperti amphipod itu tidak bisa.

Jadi, bagaimana cara hewan itu bertahan hidup?
Read More : @da udang hidup di Kedalaman 180 Meter EZ antartika

Pertunjukan Manusia Melayang Dijelaskan Secara Fisika

Ratusan siswa dari Asia, sebagian besar asal Indonesia, yang mengikuti Asian Science Camp di Sanur, Bali, Rabu (6/8) dihadapkan pada tantangan memecahkan fenomena mistis secara logis melalui ilmu fisika. Fenomena mistis tersebut seperti kemampuan manusia melawan gravitasi dengan melayang di udara tanpa media apapun, yang ternyata bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan.

Mereka disuguhkan peragaan langsung rahasia ilmu fisika melalui enam orang bermeditasi dan keenamnya kemudian bisa lompat melayang di udara walau hanya beberapa detik. Walau menghasilkan kekaguman dan hampir tidak masuk akal, ternyata semua ada penjelasan teori dan logikanya menggunakan ilmu fisika.

"Keadaan seseorang dapat melayang di udara karena mengalami yang disebut transcendental meditation (TM). Dalam tubuh mereka telah terjadi kinerja otak yang koheren, sehingga dapat melayang," ujar ahli TM Regianto. Ahli TM lainnya, I Wayan Sutrisna, menjelaskan bahwa fenomena tersebut sangat masuk akal dan dapat dijelaskan melalui teori fisika "Meissner Effect" atau teori tentang ketahanan dengan koherensi.

Dalam teori "Meisnner Effect", terbukti elektron yang disorder atau tidak beraturan dapat dengan mudah ditembus medan magnet. Sedangkan elektron yang koheren, tidak dapat ditembus medan magnet.

"Inilah mengapa pikiran yang koheren dapat menangkal energi negatif dan tubuh kita bisa melayang di udara atau Yogic Flying," katanya.

Dijelaskan, dengan TM seseorang akan memancarkan energi positif, yang secara tidak langsung merangsang zat seretonin dalam tubuh yang membantu menjadi bahagia. Dalam TM Sidi, melayangkan tubuh bukanlah tujuan utama, tetapi yang dikehendaki adalah keselarasan dalam berpikir dan kesehatan tubuh."Bahkan dampak positif tersebut tidak hanya dapat dirasakan orang yang bermeditasi tetapi juga oleh lingkungan sekitarnya," tambah Sutrisna pada ASC kedua yang berlangsung 6-9 Agustus 2008.

Read More : Pertunjukan Manusia Melayang Dijelaskan Secara Fisika

5.07.2010

Teleskop Hubble Ungkap Galaksi-galaksi Tua


Teleskop ruang angkasa Hubble telah menemukan beberapa galaksi tertua yang sejauh ini belum pernah diketahui. Galaksi-galaksi tersebut terdeteksi dengan kamera berbidang luas, Wide Field Camera 3, yang baru dipasang pada teleskop tersebut dalam misi perbaikan terakhir.

Menurut para ilmuwan, galaksi-galaksi tersebut terbentuk 600 juta tahun setelah Big Bang. Para ilmuwan percaya bahwa ledakan besar itulah yang menciptakan jagat raya. Jarak antargalaksi tersebut diperkirakan mencapai 13 miliar tahun cahaya (setiap tahun cahaya kira-kira 9,65 triliun km).

Citra ini diambil dari daerah ruang angkasa yang disebut Ultra Deep Field dan telah dipindai oleh Hubble pada 2004. Kamera baru dilengkapi dengan channel yang mendekati infra-merah sehingga teleskop yang mengorbit itu bisa melihat lebih jauh ke ruang angkasa dan merekam obyek lebih jauh.

"Kita sekarang dapat melihat lebih jauh ke masa lalu, mengidentifikasi galaksi ketika alam semesta hanya lima persen dari usianya saat ini," kata Daniel Stark, peneliti dari Institut Astronomi di Cambridge yang terlibat dalam riset tersebut.

Kamera baru tersebut dipasang pada Mei oleh astronot NASA sebagai bagian dari misi untuk meng-upgrade dan memperbaiki teleskop yang telah berusia 19 tahun itu. Dua tim dari Universitas Oxford dan Universitas Edinburgh akan melaporkan temuan tersebut dalam Monthly Notices terbitan the Royal Astronomical Society.
Read More : Teleskop Hubble Ungkap Galaksi-galaksi Tua

MenanTi KeJutan TelEskop HuBBle

Gegap gempitanya tidak terasa di Indonesia ketika akhir April lalu teleskop Hubble genap berusia 20 tahun di antariksa. Memang di sinilah ironinya. Ketika bangsa lain telah melambung jauh dalam upaya memahami semesta, bangsa kita terpuruk dalam persoalan keseharian yang tidak membanggakan: pertikaian, kemiskinan, dan korupsi yang tiada habisnya.Tak ada yang pernah menduga, kehadiran teleskop Hubble telah menjawab pertanyaan manusia yang paling mendasar tentang pembentukan alam semesta, tata surya, Bumi, dan terutama asal usul manusia. ”Kuncinya ada pada temuan bahwa bintang-bintang yang baru lahir mengandung elemen kimia yang sama dengan penyusun tubuh manusia,” kata John Grunsfeld, mantan astronot yang tiga kali ikut misi perbaikan teleskop Hubble, seperti dikutip CNN.
Dalam hal pemahaman alam semesta, citra-citra yang dikirim teleskop Hubble juga memberi kontribusi luar biasa. Kosmologi yang dulu spekulatif karena tingkat ketidakpastiannya tinggi—di atas 50 persen—kini menjadi sangat terukur dengan tingkat ketidakpastian kurang dari 10 persen.
Seperti diungkapkan Dr Premana W Premadi, peneliti bidang kosmologi, teori, komputasi, dan pengajar Jurusan Astronomi Institut Teknologi Bandung, teleskop Hubble telah membuat apa yang disebut konstanta Hubble semakin akurat. Konstanta Hubble adalah parameter untuk menghitung laju pengembangan alam semesta.
”Dengan tingkat ketelitian konstanta Hubble seperti sekarang, bisa ditentukan bahwa umur semesta 13,7 miliar,” kata Premana.
Kemampuannya menangkap obyek-obyek yang jauh juga menghasilkan citra-citra galaksi saat semesta masih muda. Inilah yang memberi pengetahuan tentang bagaimana alam semesta bertumbuh kembang.
Bisa dikatakan, Teleskop Hubble adalah mesin waktu yang membawa para astronom ke masa lalu, menengok bagaimana persisnya embrio galaksi 14 miliar pada tahun sebelumnya. Hubble bahkan memotret bintang- bintang yang berumur ”hanya” 600 juta tahun pasca-Dentuman Besar (Big Bang).
Harapan dan kenyataan
Ketika diluncurkan dengan pesawat ulang-alik Discovery pada 24 April 1990 dan ditempatkan di orbit pada hari berikutnya, harapan para astronom yang sedemikian tinggi sempat pupus. Soalnya citra-citra yang dikirim ternyata sangat kabur.
Ternyata, masalah berasal dari cermin utama Hubble yang berdiameter 2,4 meter. Meski hanya meleset 2,2 mikrometer, citra dari teleskop senilai 1,5 miliar dollar AS itu menjadi amat buruk. Para ilmuwan di Badan Aeronautika dan Antariksa Nasional (NASA) semakin pusing saat enam giroskop yang mengatur orientasi gerak teleskop rusak satu demi satu.
Ketika pada tahun 1993 NASA meluncurkan misi perbaikan, orang tak berharap banyak. Ternyata, pemasangan instrumen dan giroskop baru menyelamatkan Hubble. Dua tahun kemudian, Hubble mengirim gambar spektakuler: pembentukan awal galaksi seperti yang dihuni manusia sekarang, pada masa satu miliar tahun pasca-Big Bang.
Total sudah lima misi berangkat memperbaiki Hubble. Tahun 2004, NASA mengumumkan tak akan mengirim misi lagi gara- gara meledaknya pesawat ulang-alik Columbia pada tahun 2003. Namun, berkat petisi masyarakat dan para astronot, misi perbaikan terakhir meluncur pada Mei 2009.
Dinamai sesuai astronom besar AS, Edwin Powell Hubble (1899-1953) yang pada dekade 1920-an menemukan galaksi-galaksi jauh di luar Bima Sakti, teleskop legendaris ini telah berperan besar meredefinisi pengetahuan manusia tentang galaksi, lubang hitam, dan teori pembentukan planet.
Menembus batas
Bisa dikatakan, Hubble telah membantu manusia menembus keterbatasannya. Ia telah menyajikan citra obyek-obyek antariksa yang jauh sekali jaraknya dari Bumi. Seperti diketahui, jarak galaksi terjauh dalam Ilmu Astronomi ada yang mencapai 10 miliar tahun cahaya. Jika satu tahun cahaya setara dengan 9.500.000.000.000 kilometer—berarti 9,5 triliun km— sebenarnya sungguh tak terbayangkan jarak yang berhasil dipantau teleskop Hubble. Sebagai perbandingan, Bulan sebagai benda langit terdekat dengan Bumi, jaraknya adalah 385.000 kilometer.
Teleskop ini bisa menyajikan citra yang sedemikian jernih karena radiasi elektromagnetik yang ditangkapnya tidak terhalangi atmosfer Bumi. Hubble mengorbit pada ketinggian 569 kilometer dari permukaan Bumi. Dengan laju 28.000 km per jam, Hubble mampu mengelilingi Bumi dalam 97 menit.
Energi Hubble berasal dari dua panel surya yang dapat menyediakan daya 2.800 watt. Daya ini yang dibutuhkan teleskop berbobot kurang lebih satu ton dan seukuran bus, setiap kali mengorbit.
Jangkauannya yang luar biasa membuat ilmuwan berlomba mendapat kesempatan mengamati semesta dengan teleskop Hubble. Tidaklah mengherankan bila jumlah proposal pengamatan yang diterima tujuh kali lebih banyak daripada yang dapat diakomodasi Institut Pengetahuan Teleskop Antariksa (STScl) di Baltimore, Maryland, tempat observasi Hubble dikendalikan.
Kejutan berikutnya
Setelah dua dasawarsa mengorbit dan mempersembahkan citra-citra luar biasa, apalagi yang akan dihasilkan Hubble?
”Harapkan apa yang tidak diharapkan,” kata Malcolm Niedner, peneliti Hubble dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland.
Dalam wawancara dengan Newscientist, Niedner mengingatkan bahwa lebih dari separuh perubahan pemahaman manusia tentang semesta berasal dari obyek-obyek foto Hubble pada kawasan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Namun, dark energy (energi gelap) tampaknya bakal menjadi kejutan berikut setelah Desember 2008 Hubble mengirim citra kluster galaksi Abell 85. Berjarak 740 juta tahun cahaya dari Bumi, Abell 85 adalah obyek terbesar di semesta yang runtuh sehingga ideal untuk meneliti dark energy.
Sebelumnya, para ilmuwan memang dikejutkan oleh temuan bahwa alam semesta telah mengembang lebih cepat dari yang seharusnya. ”Tenaga pendorong laju dipercepat itulah yang kemudian disebut dark energy,” kata Premana.

Sebuah kabut nebula yang difoto teleskop ruang angkasa Hubble

Dark energy adalah penentu seberapa besar galaksi akan terbentuk dan terdistribusi. Oleh karena itu, harapan kemudian bertumpu pada kemampuan teleskop Hubble mencari galaksi-galaksi lebih jauh lagi untuk mengungkap misteri dark energy ini.
Mungkinkan teleskop Hubble menemukan jawabnya? Waktu yang akan menentukan.
Read More : MenanTi KeJutan TelEskop HuBBle

Pulau Baru Muncul Mengandung Batu Bara

Permukaan kubah lumpur di perairan Haloban, kecamatan Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil yang diabadikan tim ahli geologi,
Gosong Wulawan, sebutan yang berarti karang emas untuk "pulau" yang baru tumbuh di perairan Haloban, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Kabupaten Aceh Singkil, diyakini mengandung material berharga berupa batu bara, gas, dan mineral pirit.

Gundukan yang dinamai kubah lumpur itu kemarin tidak lagi menyemburkan lumpur, tetapi gas yang jenisnya belum teridentifikasi. Potensi barang tambang berharga itu diprediksi oleh tim ahli geologi yang menyelam dan mengambil sampel pasir dan batu di gundukan berbentuk kerucut itu, Rabu (21/4/2010).

"Akan tetapi, prediksi itu masih memerlukan penelitian lebih lanjut dalam waktu yang lama," kata Teuku Mukhlis, ahli geologi dari Banda Aceh, dalam pertemuan dengan Bupati Aceh Singkil Makmursyah Putra di Gedung Olahraga Ketapang Indah, Singkil Utara, Kamis (22/4/2010).

Kesimpulan lain menunjukkan bahwa gundukan berbentuk kerucut yang menyemburkan lumpur atau batuan itu bukanlah daratan dan tidak ditemukan daratan baru di situ. "Yang kami termukan di lokasi hanyalah kubah lumpur yang tidak berbahaya bagi kehidupan manusia di sekitarnya," kata Mukhlis didampingi koleganya sesama geolog, Khairil Basyar.

Teuku Mukhlis dan Khairil sempat kehilangan kontak dengan Serambi Indonesia pada Rabu malam karena mereka ternyata masih berada di atas Kapal Baruna Jaya III (BJ3) dalam perjalanan dari Haloban ke perairan Singkil.

Menurut Mukhlis, observasi di lokasi mencakup pengamatan visual di permukaan, pengambilan sampel air permukaan, pengukuran conductivity temperature depth (CTD), serta pengambilan foto bawah air dan sampel batuan dengan cara menyelam.

Mukhlis mencatat, di situ hanyalah kubah lumpur dari dasar laut pada koordinat 02 derajat 17' 47,1'’ Lintang Utara (LU) dan 097o 13' 08,9'’ Bujur Timur (BT). Ditemukan pula gelembung-gelembung gas (udara) dalam jumlah sedikit dan kondisi air laut di lokasi cenderung lebih keruh.

Tidak ditemukan lagi titik semburan lumpur. Adapun batuan yang dijumpai di kubah lumpur itu, antara lain, mineral lempung, batu bara, dan mineral pirit.

"Untuk emas dan intan kemungkinannya sangat kecil, bahkan cenderung tidak ada," kata Teuku Mukhlis dan Khairil Basyar menjelaskan secara bergantian. Suhu di sekitar kubah lumpur itu 32 derajat celsius pada kedalaman lima sampai enam meter di sekitar kubah.

Dijumpai pula beberapa gundukan lumpur dengan material yang mudah dihancurkan dengan tangan. Salah satu gundukan terbesar yang diukur dengan rollmeter berdiameter dasar 30 meter, tinggi 8 meter, diameter puncak kubah 3 meter yang berada pada kedalaman 5 meter.

Tim observasi menemukan pula, lokasi kubah lumpur yang baru terdeteksi itu berada di daerah pertemuan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia. Kondisi tatanan tektonik di sekitar lokasi menyebabkan labilnya litologi dan banyaknya struktur geologi yang terbentuk.

Gempa terjadi pada 7 April 2010 berkekuatan 7,2 skala Richter menyebabkan terganggunya struktur sesar. Lokasi tersebut secara geologi jauh dari jalur gunung api karena berada pada cekungan muka busur, dan suhunya relatif rendah.

Tak ditemukan ikanDari data tersebut dapat disimpulkan bahwa fenomena alam yang terjadi itu adalah kubah lumpur atau mud volcano atau mud dome yang tidak terkait dengan keberadaan sebuah aktivitas vulkanik. "Kesimpulan ini diambil karena tidak ditemukannya air yang sangat panas di sekitar lokasi, dan adanya gelembung gas yang belum teridentifikasi yang kemungkinan gas metan," ulas ahli geologi berdarah Aceh tersebut.

Dia juga menyebutkan bahwa tidak ditemukan ikan di sekitar kubah semburan. Ini dapat diasumsikan bahwa perubahan suhu dan adanya gas telah memengaruhi kondisi normal lingkungan sekitar sehingga ikan menjauhi lokasi tersebut.

Hasil kajian awal, dengan melihat luas wilayah semburan relatif kecil, jarak dengan permukiman masyarakat relatif jauh sekitar 3 mil laut. Selain itu, semburan lumpur sudah sangat kecil dan hanya mengeluarkan gelembung gas yang relatif sedikit.

Pada kondisi ini, fenomena yang muncul di lokasi tersebut tidak membahayakan masyarakat sejauh tidak ada peningkatan aktivitas mud volcano. "Hal ini sudah kami sampaikan kepada seluruh masyarakat dan tokoh masyarakat setempat (Kecamatan Pulau Banyak dan Pulau Banyak Barat) yang naik di Kapal Baruna Jaya setelah observasi lapangan selesai
Read More : Pulau Baru Muncul Mengandung Batu Bara

Ilmuw@n Temukan Arus 40 X Amazon

Beberapa ilmuwan menemukan arus samudra dalam yang bergerak cepat dengan volume 40 kali Sungai Amazon di dekat Kutub Selatan, yang akan membantu para peneliti memantau dampak perubahan iklim di samudra di dunia.

Satu tim ilmuwan Australia dan Jepang, dalam satu studi yang disiarkan di dalam jurnal Nature Geoscience, Minggu (25/4/2010), mendapati, arus tersebut bagian penting pola sirkulasi samudra global yang membantu memantau iklim planet.

Para ilmuwan sebelumnya telah mendeteksi bukti mengenai arus tersebut tapi tak memiliki data mengenai itu.

"Kami tidak mengetahui apakah itu adalah bagian sirkulasi penting atau tidak dan ini memperlihatkan secara jelas bahwa itu adalah bagian sirkulasi," kata seorang penulis studi tersebut, Steve Rintoul, kepada koresponden Reuters mengenai perubahan iklim David Fogarty.

Rintoul, dari Antarctic Climate and Ecosystems Cooperative Research Center di Hobart, mengatakan, itu terbukti merupakan arus samudra dalam yang paling cepat yang pernah ditemukan, dengan kecepatan rata-rata 20 sentimeter. Arus tersebut juga ditemukan membawa lebih dari 12 juta meter kubik air garam yang sangat dingin per detik dari Antartika.

"Pada kedalaman tiga kilometer di bawah permukaan air ini, ini adalah kecepatan paling kuat yang pernah dicatat dan kami saksikan sejauh ini. Ini benar-benar mengejutkan kami," katanya.

Dia mengatakan, arus itu membawa air yang kaya akan oksigen yang tenggelam jauh di Kutub Selatan ke lembah sungai samudra dalam lebih ke utara di sekitar Dataran Tinggi Kerguelen di bagian selatan Samudra Hindia lalu bercabang ke luar.

Sabuk pengantar global

Arus itu membentuk bagian dari jaringan kerja yang jauh lebih besar yang merentang semua samudra di dunia, dan bertindak seperti sabuk pengantar raksasa untuk membagikan panas ke seluruh dunia.

Samudra juga adalah tempat penyimpanan utama karbon dioksida, gas rumah kaca utama yang tersiar secara alamiah dan oleh ulah manusia, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil.

Contohnya, Arus Teluk membawa air hangat ke Atlantik Utara, dan memberi Eropa utara iklim yang relatif sedang. Kegagalan arus tersebut, yang telah terjadi pada waktu lalu, akan menceburkan banyak bagian Eropa ke dalam kebekuan parah, kata para ilmuwan.

"Arus dalam itu bersama dengan Dataran Tinggi Kerguelen adalah bagian dari sistem arus samudra global yang disebut sirkulasi berbalik, yang menentukan seberapa banyak panas dan karbon yang dapat diisap oleh samudra," kata Rintoul.

Satu bagian penting sirkulasi itu adalah pembentukan sangat banyak volume air garam yang sangat dingin di beberapa daerah di sepanjang pantai Antartika yang kemudian tenggelam ke dasar dan mengalir ke lembah lain samudra.

Tim tersebut menggelar peralatan pengukur yang dilabuhkan ke dasar laut pada kedalaman sampai 4,5 kilometer dan mencatat kandungan garam, temperatur dan kecepataan arus selama dua tahun.

"Pengukuran terus-menerus yang diberikan oleh penambatan itu memungkinkan kami, untuk pertama kali, menentukan seberapa banyak air yang dibawa oleh arus dalam tersebut ke utara," kata Rintoul.

Dia mengatakan, masalah penting untuk meramalkan iklim ialah apakah sirkulasi berbalik akan terus bertahan pada kekuatannya saat ini atau apakah arus itu peka terhadap perubahan seperti perubahan iklim.

Itu berarti pengukuran peningkatan lebih lanjut mengenai kecepatan dan volume air garam yang dingin yang tercipta di sekitar Antartika.
Read More : Ilmuw@n Temukan Arus 40 X Amazon

5.04.2010

Peringkat Indonesia di CyberCrime Naik

Ada kabar tak mengenakkan datang dari Symantec terkait hasil monitornya tentang aktivitas ancaman di Internet yang dipaparkan di hotel Grand Hyatt, Jakarta kemarin (29/4). Indonesia kini sudah termasuk dalam peringkat Top 10. Begitu tercantum dalam laporan bertajuk Internet Security Threat Report XV perioda Januari – Desember 2009.

Dituturkan oleh Albert Lay (Pre-Sales Consultant, Symantec), pada tahun 2008, negara kita duduk di tangga ke-12 dalam urutan negara di kawasan Asia Pasifik yang memiliki kegiatan jahat (malicious) berdasarkan negara. Namun tahun berikutnya, 2009, peringkatnya melonjak cepat, dan langsung duduk di peringkat 9, di apit oleh Australia di peringkat 8 dan Filipina di peringkat 10.

“Secara total, untuk kawasan APJ (Asia Pasifik, Jepang), Indonesia berkontribusi atas 3% dari total regional kegiatan malicious. Indonesia merupakan pendatang baru dalam ranking Top 10 kegiatan malicious menurut negara,” kata Albert.

Tak cuma di kegiatan dengan niat jahat peringkat Indonesia naik. Di peringkat Top Web-based Attack berdasarkan lokasi pun begitu. Berdasarkan pantauan Symantec sepanjang tahun 2009, Indonesia kini duduk di peringkat 8, atau 3% dari total regional.

Untuk kode bertipe malicious berdasarkan geolokasi pun, ada kenaikan peringkat. Indonesia masuk dalam lokasi nomor 2 jika ditinjau berdasarkan jumlah potensi infeksi virus selama tahun 2009 di wilayah Asia Pasifik. Negara kita adalah lokasi kedua terbesar untuk Sality.AE, virus yang menghapus layanan dan aplikasi-aplikasi sekuriti. Di nomor 1 adalah India, dan nomor 3 ditempati oleh Cina. Namun untuk penyebab yang berasal dari backdoor, worms atau trojan, untungnya negara kita tidak disebut-sebut dalam daftar Top 3 itu. Untuk worms (Downadup dan Almanahe), India adalah jawaranya. Untuk backdoor dan trojans, Cina adalah negara nomor 1.

Indonesia juga terdaftar di peringkat 9 untuk lokasi phishing yang menyasar jasa-jasa finansial, dan urutan ke 8 untuk negara asal spam. Berita baiknya, Indonesia tidak termasuk dalam negara penyerang (spammer) untuk kawasan Asia Pasifik. Untuk urusan serang-menyerang ini, jagoannya adalah berturut-turut AS, Jepang, Cina, dan Korea Selatan.

Albert mengingatkan, bahwa ancaman akan semakin banyak karena titik masuknya pun kini semakin terbuka lebar. Penyebabnya adalah maraknya penggunaan jejaring sosial seperti Facebook, kian banyaknya pengguna broadband Internet, dan kurangnya penegakan hukum di cybercrime.

“Jumlah malware makin banyak karena attack toolkit semakin banyak tersedia. Attack toolkit mempermudah para pemula melakukan pencurian. Apalagi toolkit bisa dibeli secara online maupun didapatkan secara gratis. Lihat saja tahun lalu (2008), Symantec mengeluarkan 1,8 juta signature, tapi tahun 2009 jumlahnya naik menjadi sekitar 2,9 juta,” jelas Raymond Goh (Director, System Engineering, Asia South Region, Symantec).

Albert dan Raymond menegaskan perlunya program kesadaran sekuriti di semua kalangan, khususnya generasi muda, saat mengakses Internet. “Misalnya apa yang perlu dan tidak perlu dimasukkan ke profil ada jejaring sosial seperti Facebook, bagaimana cara akses Web yang aman. Tidak ada kata terlalu muda untuk belajar security awareness. Semakin muda (dimulainya), semakin bagus,” tegas Raymond.

“Cyber criminal menyasar orang dari sisi lemah mereka, jadi (kita) perlu meningkatkan security awareness untuk akses broadband, utamanya anak-anak muda. Mereka harus belajar memproteksi diri sendiri dengan menggunakan antivirus, firewall, dan lain-lain. Kita Juga perlu mengedukasi pengguna baru atau awam tentang cara memproteksi diri sendiri,” kata Raymond. “Cyber criminal akan terus fokus ke pengguna baru dan hal-hal yang simpel, seperti celah di browser.” 
Read More : Peringkat Indonesia di CyberCrime Naik

iPad 3G Datang Tanpa Ingar-bingar

Penjualan perdana iPad 3G akhirnya dimulai Jumat (30/4/2010) di pasar AS sesuai janji Apple. Namun, momentum kali ini tidak seramai saat iPad versi pertama diluncurkan pada 3 April 2010 lalu.

Meski tanpa ingar-bingar, antrean tetap muncul di depan toko-toko Apple yang mulai melayani pada pukul 17.00 itu. Misalnya, di salah satu toko di pusat kota San Francisco, sekitar 75 orang mengantre 90 menit sebelum penjualan dibuka.

Beberapa orang yang mengantre mengatakan, mereka sengaja menunggu iPad 3G meski lebih mahal dari iPad pertama yang hanya bisa akses wi-fi karena akan menjadikannya sebagai pengganti laptopnya. iPad 3G yang juga bisa akses wi-fi itu dijual mulai 629 dollar AS hingga 829 dollar AS, tergantung kapasitas memorinya.

Untuk penyediaan akses data melalui jaringan 3G, Apple menggandeng mitra eksklusifnya AT&T. Operator seluler tersebut menyediakan paket data dengan biaya 29,99 dollar AS. iPad sejauh ini hanya bisa dipakai di jaringan AT&T bukan karena izin akses ditutup, melainkan iPad menggunakan kartu micro SIM yang ukurannya lebih kecil daripada kartu SIM standar.iPad merupakan produk kategori baru yang diperkenalkan Apple untuk menjangkau pasar antara pengguna smartphone dan pengguna netbook. Perangkat yang mirip komputer tablet dengan layar sentuh 8,7 inci dan tanpa keyboard fisik itu menggunakan sistem operasi iPhone.

Meski dikritik dalam beberapa hal, misalnya, tak mendukung flash dan multitasking, iPad mengalami kesuksesan dalam penjualan perdana. Apple mencatat penjualan 300.000 unit saat pertama kali tersedia di pasar. Bahkan, dengan alasan permintaan di luar dugaan di AS, Apple menunda penjualan iPad di negara lain sampai akhir Mei mendatang.
Read More : iPad 3G Datang Tanpa Ingar-bingar

  © Blogger templates The Transformers by Blog Tips And Trick 2009